Album Pick Up – Top 5/Classic/Must-Have Pop-Punk Albums

Masa SMP-SMA saya dihabiskan dengan bermain musik, fotografi, bermain skateboard, dan sedikit belajar. Saat itu scene Punk dan Skateboarding sangat menarik untuk saya, ditambah kegemaran akan fotografi, rasanya saat itu sangat care-free. Ketika itu pandangan saya sangat dipengaruhi macam-macam musik ‘berisik’, mulai dari metal, hardcore, seattle sound, post-punk, pop-punk, screamo, melodic-punk sampai punk klasik macam Ramones, Sex Pistols,The Clash dan Buzzcocks. Pada saat itu saya sangat terpengaruh dengan liriknya, sangat terpengaruh dengan attitudenya, sangat terpengaruh dengan idealismenya, yang sepertinya sampai sekarang. Berikut ini adalah 5 album dari genre pop-punk yang menurut saya tergolong klasik, agak sulit ketika memilihnya, untuk yang satu ini saya pilih karena menurut saya termasuk paling ‘pop’, paling bisa diterima telinga awam, dan tergolong tidak terlalu ‘berisik’.

5.No Use For a Name – More Betterness

Saya membeli kasetnya pertama kali di sebuah gig hardcore di sebuah Pub di Jakarta Selatan, harga waktu itu hanya Rp 5000! Ketika akhirnya sampai rumah dan saya dengarkan, sangat terbius dengan gaya melodik dari (alm.) Tony Sly dkk. Sejujurnya waktu itu belum terlalu mengerti arti liriknya, tapi saya ingat saya belajar drum di lantai atas rumah saya dengan lagu Why Doesn’t Anybody Like Me dan Not Your Savior. Proses mempelajari part drumnya sangat menyenangkan apalagi ketika saya akhirnya bisa dan bermain sambil diiringi musiknya di siang hari. Lirik, cara menyanyi dan balutan kord-kord minor waktu itu sangat terasa luar biasa untuk didengarkan. Hingga kini pun saya masih rajin mendengarkan. Thank you Tony, may you rest in peace up there 🙂

4.MXPX – Life In General

Saya beli kasetnya ketika saya pergi bersama keluarga, tertarik dengan cover albumnya dan waktu itu belum terlalu tau siapa MXPX sebenarnya. Dibandingkan dengan No Use, lirik MXPX disini terdengar lebih lugas, apa adanya, dan untuk saya saat itu lebih mudah dipahami. Highlight yang menurut saya enak untuk dimainkan bersama band anda (seperti yang dulu sering saya lakukan) adalah Middlename, Do your Feet Hurt, Move To Bremerton dan Chick Magnet.

3.Green Day – Dookie

Siapa yang tidak suka Green Day? Bagi anda yang baru mulai menikmati Green Day mulai album American Idiot, saran saya, cobalah album-album Green Day pra-American Idiot! Dookie adalah album favorit saya dari Green Day, dan punya tempat tersendiri di hati saya, yang kedua setelah Dookie adalah Insomniac. Sebelum Green Day terdengar lebih ‘nge-pop’, sebelum American Idiot meledak, sebelum Wake Me Up When September Ends jadi lagu favorit hampir semua orang, ada Dookie dengan Basket Case, Burning Out dan Welcome To Paradisenya yang sangat layak dan wajib anda dengarkan!

2.New Found Glory – Sticks And Stones 

Mungkin bagi sebagian orang Green Day dan No Use For A Name lebih mendapat tempat teratas dibanding dengan New Found Glory, karena ketika masa jayanya, New Found Glory dianggap hanyalah Poser di scene pop/melodic-punk, tapi selera saya pribadi berpendapat album yang satu ini secara musikalitas layak dapat perhatian. Album ini salah satu album yang menurut saya hampir semua lagunya enak, drumnya menyenangkan untuk didengarkan dan dimainkan! Cobalah My Friends Over You, It’s Been A Summer dan Never Give Up, terutama untuk para drummer yang skillnya terbatas seperti saya.

1.Blink 182 – Enema Of The State

Untuk saya pribadi, tempat nomer 1 sangat jelas sebaiknya ditempatkan oleh siapa, saya pilih Blink 182! Masih ingat bagaimana dulu rasanya sore hari menunggu MTV untuk menyaksikan video klip All The Small Things yang banyak disensor! Banyak punkers yang attitudenya ‘punk banget’ bilang bahwa mereka gak suka Blink, tapi tidak munafik, saya suka sekali! Sepertinya walaupun mereka bilang tidak suka, saya yakin mereka tau All The Small Things, Adam Song, Going Away To College, Dumpweed dan Anthem dan bisa memainkan lagunya!

Itu adalah 5 album favorit saya untuk kategori pop-punk, saya punya kasetnya semua, dan seingat saya, tidak sampai sebulan dari sejak saya beli kualitas suaranya menurun karena terlalu sering saya putar dan rewind. Saya tumbuh dan besar bersama album-album itu, perlahan membentuk attitutde saya yang sekarang, perlahan membentuk cara pandang saya yang sekarang. That’s all 🙂


About this entry